Senin, 12 Oktober 2020

Perkembangan Televisi Digital di Indonesia

Perkembangan Televisi Digital di Indonesia 


Revolusi Digital 

Media Baru dan Revolusi Digital adalah bagian dari transformasi budaya global yang kemungkinan besar memiliki pengaruh yang sama besar pada dunia seperti perkembangan mesin cetak atau elektrifikasi. 'Revolusi Digital' adalah istilah baru-baru ini yang menggambarkan efek penurunan biaya dan perluasan pesat daya perangkat digital seperti komputer dan telekomunikasi. 

Dengan kedatangan media digital, dunia bisa dibilang telah diubah dan cara kita berpikir tentang diri kita sendiri dan planet (bahkan alam semesta) telah berubah selamanya. Secara khusus, budaya digital dikaitkan dengan percepatan perubahan masyarakat, menyebabkan sejumlah transformasi teknologi dan sosial dalam waktu yang sangat singkat. Seperti yang dikatakan Charlie Gere:

Kemungkinan konvergensi dan integrasi yang ditawarkan teknologi digital telah membawanya pada perkembangan teknis yang dominan di media dan komunikasi. Komputer adalah sarana penting di mana sejumlah besar data yang dibutuhkan oleh proyek-proyek tekno-ilmiah besar dikelola dan dimanipulasi. Perkembangan ilmu pengetahuan, media dan modal secara bersamaan di bawah naungan teknologi digital menghasilkan semacam efek percepatan yang semuanya tampaknya terjadi dengan kecepatan yang dipercepat dan menghasilkan perubahan dramatis dalam waktu yang sangat singkat.(Gere 2002: 10).

Televisi Digital 

Televisi Digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari system siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.

Perkembangan Televisi Digital di Indonesia

TV merupakan salah satu sarana media informasi yang paling banyak penggunanya di Indonesia. Bahkan penetrasi penyebaran pengguna atau Jumlah kepemilikan TV sebanyak itu tentu saja merupakan pasar yang sangat potensial bagi Industri teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) dan TV digital. Media TV digital bakal menjadi salah satu alternatif teknologi transpor digital yang mampu membawa muatan konten yang besar di masa mendatang. Dengan penambahan fitur-fitur interaktif dan pemirsa TV di Indonesia lebih merata dibanding dengan pengguna media informasi lain seperti internet dan telepon tetap (fixed telephone). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2004, jumlah pesawat televisi di Indonesia antara 69 – 147 buah per 1.000 penduduk. Dengan populasi Indonesia dewasa ini sekitar 230 juta orang, maka jumlah pesawat TV berkisar antara 16 juta – 33,8 juta buah.

Sejak Juni tahun 2004 Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika telah membentuk Tim Nasional Migrasi Penyiaran Sistem Analog ke Digital. Semua negara khususnya negara maju telah menetapkan tahun migrasi dari analog ke digital. Sejak 2006 di indonesia melaksanakan serangkaian uji coba untuk beberapa sistem TV digital di Jakarta yang merupakan salah satu program dalam kerangka kerja Tim Nasional Migrasi dari Analog ke Digital [Budiarto, 2007, Hendrantoro, 2007]. Uji coba telah dilaksanakan sejak tahun 2006 oleh Tim Nasional bekerja-samadengan TVRI-Pusat Jakarta, lembaga riset-BPPT danKementerian Riset & Teknologi dibantu beberapa akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dengan menggunakan perangkat Pemancar DVB-T dari Rohde&Shwarz dan Thales serta pemancar DMB-T dari China milik PT Supersave dengan perangkat preventif monitoring dari Pixelmetrix milik Alphatron Asia-PTE Ltd. Uji coba ini cukup memuaskan

Pada Tahun 2009-2019 di lakukannya Grand Launching Uji Coba Siaran TV Digital, Penghentian lisensi baru untuk TV Analog, Perkenalan DVB/DAB, Pembagian 1000 Set Top Box ke masyarakat Bandung, Periode Simulcast.

Pada Tahun 2013-2017 di lakukanya Penghentian siaran TV Analog di kota-kota besar saja, Intensifikasi penerbitan izin bagi MUX Operator.

Pemerintah Indonesia sudah menetapkan tahun 2014 seluruh kota besar sudah beralih ke televisi digital dan tahun 2017 seluruh Indonesia sudah bermigrasi ke sistem digital. Keberadaan teknologi ini dengan diterbitkannya Peraturan Menteri No. 07/P/M. KOMINFO/3/2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk televisi tidak bergerak di Indonesia, guna mengantisipasi proses migrasi dari system analog ke digital. Saat ini dibeberapa kota di Indonesia, siaran TV sudah dipancarkan dengan cara analog dan digital secara bersamaan (simulcast). Sinyal analog secara bertahap akan dihapus sehingga pada akhir tahun 2017 Indonesia telah menjadi negara dengan siaran digital penuh. Tetapi di karenakan RUU Penyiaran Molor Perencanaan Migrasi Penuh pun jadi ikut tertunda.

Masyarakat di Jakarta dan kota besar lainnya dapat menikmati kurang lebih 15 program siaran TV baik dari TVRI, swasta maupun lokal. Sedangkan masyarakat di daerah terpencil hanya bisa menikmati 1 program siaran dari TVRI (itupun jika ada dan on air), kecuali apabila mereka membeli antena parabola untuk menerima siaran dari satelit.

Hingga saat ini Pada tahun 2019 Berdasarkan data dari Website Dataset data.go.id(Satu Data Indonesia) Jumlah Pupulasi Penduduk yang telah Tercover Jaringan TV Digital Pada Tahun 2019 di Provinsi DKI dan Banten Wilayah : Jabodetabek Terdapat 29,414,567 Penduduk yang Tercover, di Provinsi Jawa Barat Wilayah : Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur Terdapat 9,523,625 Penduduk yang Tercover, di Provinsi Jawa Tengah Wilayah : 1. Semarang, Kendal, Unggaran, Demak, Jepara, dan Kudus Terdapat 6,092,698 Penduduk yang Tercover dan Wilayah : 2. Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, dan Wates Terdapat 4,727,250 Penduduk yang Tercover, di Provinsi Jawa Timur Wilayah Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan dan Bangkalan Terdapat 10,121,534 Penduduk yang Tercover, di Provinsi Kepri Wilayah Tanjung Pinang Terdapat 375.972 Penduduk yang Tercover. Jadi Populasi Total Terjangkau Layanan TV Digital di Indonesia Berjumlah 60,255,000 Penduduk.

Jika di Bandingkan dengan Jumlah Data Sensus Penduduk Tahun 2016 yaitu 261,100,000 Maka  Peresentase Jangkauan Populasi Tercover Siaran Digital adalah 25.36%. Dari Presentase tersebut Bisa dibilang bahwa Jumlah Tercover Siaran TV Digital Masih belum Merata dan Indonesia Masih Belum Bisa Melakukan Migrasi Sepenuhnya seperti Negara-Negara lain yang sudah Melakukan Analog Switch Off atau Pemberhentian Analog Sepenuhnya. Sebelumnya Target Untuk Meratakan TV Digital di indonesia akan dilakukan Pada Tahun 2018 Tetapi di karenakan RUU Penyiaran yang molor Diundur Menjadi 3 tahun



DAFTAR PUSTAKA

Creeber, Glen, and Royston Martin. Digital culture: Understanding new media: Understanding new media. McGraw-Hill Education (UK), 2008.
Link<http://winarti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/67292/Pengantar+Teknologi+Internet+New+Media.pdf>

Nuryanto, Lilik Eko. "Mengenal Teknologi Televisi Digital." Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial 10.1 (2014).
Link<https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/view/359/314>

Budiarto, H., Tjahjono, B. H., Rufiyanto, A., Kusuma, A. A., Hendrantoro, G., & Dharmanto, S. (2007). Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia.

Data.go.id(Satu Data Indonesia)." Dataset Penyelenggara Penyiaran TV Digital dan Wilayah layanan" (2019). 
Link<https://data.go.id/dataset/penyelenggara-penyiaran-tv-digital-dan-wilayah-layanan>


=========================================================================
NAMA : ARDHI RAMADHANI
NPM : 50419978
KELAS : 2IA14
TUGAS MAPEL Peng. Tek. Internet & New Media #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar