Materi :
BAB 1 :
- Latar belakang diberikan IBD di perguruan tinggi.
- Pengertian IBD.
- Perbedaan IBD dengan Ilmu Ilmu Sosial yang Lain
- Tujuan mata kuliah IBD.
- Ruang lingkup IBD.
BAB 2 :
- Pengertian Manusia
- Hakikat manusia.
- Kebudayaan bangsa timur.
- Pengertian kebudayaan.
- Unsur-unsur kebudayaan.
- Orientasi nilai budaya.
- Perubahan Budaya.
- Kaitan manusia dan kebudayaan.
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah ilmu budaya dasar adalah mata kuliah umum yang diajarkan diperguruan tinggi dengan tujuan untuk membina individu (mahasiswa) menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik. Materi pembelajaran meliputi hubungan manusia dengan kebudayaan, peradaban : nilai moral dan hukum, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, keragaman dan kesederajatan serta hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu budaya dasar bukan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, melainkan suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanus) dan masalah-masalah yang terwujud dari padanya. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan suatu buku hendaknya mahasiswa harus teliti agar tidak salah menerima informasi .
1.2 Pengertian IBD
Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari
dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai
pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The
Humanities. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin
Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (refined). Dengan
mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan bisa mcnjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam
bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun
rohani.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi
kebudayaan:
- Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
- Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
- Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
- Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budayadaerah dan budaya nasional
Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya,
negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
- Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
- Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
- Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
1.3 Perbedaan IBD dengan ilmu-ilmu sosial yang lain
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
- Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hokum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
- Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
- Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
1.4 Tujuan Mata Kuliah IBD
2.2 Hakekat Manusia
2.3 Kebudayaan Bangsa Timur
1.4 Tujuan Mata Kuliah IBD
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk
mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam
pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha
untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri.
Berpijak dari hal
diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian
dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya
tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat
menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat
:
1. Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi
mereka.
2. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan
dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan
yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Dengan ringkas
dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah pembentukan dan
pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan
pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya
gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya
tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat
diperluas.
1.5 Ruang Lingkup IBD
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan
di atas, ada dua masalah yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut
ialah :
· Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanitie), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
· Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema atau 10 topik :
1. Manusia dan pandangan hidup
2. Manusia dan asuhan
3. Manusia dan tanggung jawab
4. Manusia dan cinta kasih
5. Manusia dan kegelisahan
6. Manusia dan derita (penderitaan)
7. Manusia dan harapan
8. Manusia dan ketulusan
9. Manusia dan pengabdian
10. Manusia dan keadilan
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic, yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”.
1. Kelahiran
2. Kebahagiaan dan humor
3. Cinta kasih dan keterbukaan
4. Kedirian manusia dan perkelaminan
5. Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan alam
6. Keindahan dan khayalan
7. Kekuatan dan kehormatan
8. Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
9. Penderitaan
10. Keadilan dan hak
11. Kebebasan
12. Kebijakan dan pandangan hidup
13. Kerinduan Ilahi
14. Iman dan kesucian
15. Kematian
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik yaitu :
1. Keadilan
2. Tanggung jawab
3. Cinta kasih
4. Pengabdian
5. Harapan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8 topik :
1. Pandangan hidup
2. Keindahan
3. Cinta kasih
4. Tanggung jawab dan pengabdian
5. Keadilan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
8. Harapan
Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah budaya.
Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :
1. Manusia dan cinta kasih
- Cinta antara pria dan wanita
- Kekeluargaan
· Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanitie), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
· Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.
Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10 tema atau 10 topik :
1. Manusia dan pandangan hidup
2. Manusia dan asuhan
3. Manusia dan tanggung jawab
4. Manusia dan cinta kasih
5. Manusia dan kegelisahan
6. Manusia dan derita (penderitaan)
7. Manusia dan harapan
8. Manusia dan ketulusan
9. Manusia dan pengabdian
10. Manusia dan keadilan
Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic, yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”.
1. Kelahiran
2. Kebahagiaan dan humor
3. Cinta kasih dan keterbukaan
4. Kedirian manusia dan perkelaminan
5. Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan alam
6. Keindahan dan khayalan
7. Kekuatan dan kehormatan
8. Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
9. Penderitaan
10. Keadilan dan hak
11. Kebebasan
12. Kebijakan dan pandangan hidup
13. Kerinduan Ilahi
14. Iman dan kesucian
15. Kematian
Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi 7 topik yaitu :
1. Keadilan
2. Tanggung jawab
3. Cinta kasih
4. Pengabdian
5. Harapan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8 topik :
1. Pandangan hidup
2. Keindahan
3. Cinta kasih
4. Tanggung jawab dan pengabdian
5. Keadilan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
8. Harapan
Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah budaya.
Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :
1. Manusia dan cinta kasih
- Cinta antara pria dan wanita
- Kekeluargaan
- Persaudaraan
2. Manusia dan keindahan
- Kontemplasi
- Ekstasi
3. Manusia dan penderitaan
- Nasib buruk
- Penyesalan
- Kehilangan yang dicintai
4. Manusia dan keadilan
- Rasa keadilan
- Perlakuan yang adil
5. Manusia dan pandangan hidup
- Cita-cita
- Kebajikan
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Kesadaran
- Kewajiban
- Pengorbanan
7. Manusia dan kegelisahan
- Keterasingan
- Kesepian
- Ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
- Kepercayaan diri
- Gairah mengatasi kesulitan
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas nempak sekali bahwa orientasi dalam Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.
Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).
Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih, misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan lain sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.
Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi tempat belajar daerah setempat.
2. Manusia dan keindahan
- Kontemplasi
- Ekstasi
3. Manusia dan penderitaan
- Nasib buruk
- Penyesalan
- Kehilangan yang dicintai
4. Manusia dan keadilan
- Rasa keadilan
- Perlakuan yang adil
5. Manusia dan pandangan hidup
- Cita-cita
- Kebajikan
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Kesadaran
- Kewajiban
- Pengorbanan
7. Manusia dan kegelisahan
- Keterasingan
- Kesepian
- Ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
- Kepercayaan diri
- Gairah mengatasi kesulitan
Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas nempak sekali bahwa orientasi dalam Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.
Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).
Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih, misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan lain sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.
Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.
Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi tempat belajar daerah setempat.
2.1 Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang
tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin
seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan
(orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung;
tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga
dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.
2.2 Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk
mengetahui segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya, manusia
tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar dirinya,
tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu,
manusia telah dan selalu berupaya mengetahui dirinya sendiri. Hakikat manusia
dipelajari melalui berbagai pendekatan (common sense, ilmiah, filosofis,
religi) dan melalui berbagai sudut pandang (biologi, sosiologi, antropobiologi,
psikologi, politik). Dalam kehidupannya yang riil manusia menunjukkan keragaman
dalam berbagai hal, baik tampilan fisiknya, strata sosialnya,
kebiasaannya, bahkan sebagaimana dikemukakan di atas, pengetahuan tentang manusia
pun bersifat ragam sesuai pendekatan dan sudut pandang dalam melakukan
studinya. Alasannya bukankah karena mereka semua adalah manusia maka
harus diakui kesamaannya sebagai manusia? (M.I. Soelaiman, 1988).
Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik esensial setiap manusia ini
disebut pula sebagai hakikat manusia, sebab dengan karakteristik esensialnya
itulah manusia mempunyai martabat khusus sebagai manusia yang berbeda dari
yang lainnya. Contoh: manusia adalah animal rasional, animal symbolicum,
homo feber, homo sapiens, homo sicius, dan sebagainya. Mencari pengertian hakikat manusia merupakan tugas metafisika,
lebih spesifik lagi adalah tugas antropologi (filsafat
antropologi). Filsafat antropologi berupaya mengungkapkan konsep atau gagasan-gagasan yang
sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan karakteristik yang
sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan karakteristik yang
secara prinsipil (bukan gradual) membedakan manusia dari makhluk lainnya Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa
pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar
tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian
hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre)
manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan
tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang
memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985). Aspek-aspek hakikat
manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai
makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan badan-ruh),
serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia (contoh:
manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk
berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).
2.3 Kebudayaan Bangsa Timur
Kebudayaan Bangsa Timur pada umumnya merupakan kebudayaan yang mempunyai sifat toleransi tinggi. Dan kita tinggal di Indoensia termasuk
ke dalam Bangsa Timur, di dunia Bangsa Timur dikenal sebagai bangsa yang ramah
dan bersahabat. Bangsa Timur identik dengan benia asia yang penduduknya
berkulit hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih dan mata
sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang Timur lebih sopan dan tertutup
mungkin karena kebanyakan orang timur memeluk agama islam dan menjunjung tinggi
norma-norma yang berlaku. Namun dizaman yang sekarang ini orang timur
kebanyakan meniru kebiasaan orang arat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai
atau bertentangan dengan kebiasaan orang Timur dapat memengaruhi kejiwaan orang
Timur itu sendiri.
Pada umumnya kebudayaan Bangsa Timur adalah sangat terbuka dan toleran bangsa lain, tetapi selama masih
sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namaun walaupun kita
sudah tahu banyak tentang kehidupan Bangsa Timur kita tidak bisa selalu
beranggapan bahwa kepribadian Bangsa Timur lebih baik dari Bangsa Barat. Karena
semua hal pasti ada sisi positif dan negarifnya. Tidak ada didunia ini yang
sepenuhnya baik.
Contoh kehidupan bangsa Timur yang masih dilestarikan
· Ramah Tamah
Ramah tamah terhadap orang lain bahkan orang asing
sekalipun. Bagaimana mereka saling memberikan salam, tersenyum atau basabasi
menawarkan makanan atau minuman. Bangsa Timur sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai atau norma-norma yang tumbuh dilingkungan masyarakat.
· Gotong Royong
Gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat saat hari
libur untuk membersihkan solokan, sampah, rumput-rumput atau membenarkan jalan
yang rusak adalah salah satu yang biasa Bangsa Timur lakukan hingga sekarang.
· Kesopanan
Salah satu contoh sifat kesopanan dengan membungkukkan
sedikit badan kedepan jika bertemu orag yang lebih tua juga saah satu dominan
dari kebudayaan Bangsa Timur.
2.4 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan bukan hal asing di telinga orang Indonesia. Orang
asing mengenal Indonesia sebagai negara dengan beragam kebudayaan. Kita juga
pasti familiar dengan istilah budaya timur dan budaya barat. Lantas, apa itu
kebudayaan? Kebudayaan memiliki akar kata budaya. Budaya sendiri berasal dari
Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi
yang berarti akala tau budi (Soekamto, 2012). Kebudayaan kemudian diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akala tau budi (Soekamto, 2012).
Dalam bahasa Inggris, budaya disebut dengan istilah culture.
Kata culture berasal dari Bahasa Latin yaitu colere yang artinya mengolah atau
mengerjakan, dalam konteks ini adalah mengolah tanah atau bertani. Colere
atau culture juga diartikan sebagai usaha manusia untuk mengolah alam.
Kebudayaan ini dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu,
khususnya dari rumpun sosial humaniora, misalnya antropologi, sosiologi,
sejarah, dan arkeologi. Sebenarnya juga ada displin ilmu yang benar-benar
mempelajari kebudayaan, yaitu ilmu budaya (cultural studies).
2.5 Unsur Unsur Kebudayaan
Berikut ini adalah penjelasan mengenai 7 unsur budaya :
1. Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen
kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia
untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan.
Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa
tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi
alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem
pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar,
waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta
tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang
anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi
sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan
hidup, dan perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua
teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi
cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja,
penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya
yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik
yang meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian,
perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya
manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi
berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan
perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang
terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal
yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran.
Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai,
pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala
hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka
ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif.
Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara
garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu
seni rupa, seni suara dan seni tari.
2.6 Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn dalam Pelly
(1994) mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup
luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian
besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah
sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional sistem nilai
ini mendorong individu untuk berperilaku seperti
apa yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa
hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl,
dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan
wujud ideal dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula dikatakan bahwa sistem
nilai budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
Pada dasarnya, Sistem Nilai Budaya merupakan
sistem nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat
yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), dengan karakteristik
tertentu yang berbeda-beda untuk acuan perilaku.
Sistem Nilai Budaya memiliki 5 masalah pokok menurut
Kluckhohn dalam Pelly (1994), yaitu:
1. Hakekat hidup
2. Hakekat kerja atau karya manusia
3. Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
4. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar
5. Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
2. Hakekat kerja atau karya manusia
3. Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
4. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar
5. Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
2.7 Perubahan Budaya
Perubahan budaya sebenarnya lebih mengacu pada sebuah
perubahan dalam proses tata sosial dalam masyarakat.
Beberapa perubahan budaya ini termasuk juga perubahan dalam
lingkungan, lembaga, perilaku dan juga hubungan sosial. Selain itu, perubahan
budaya juga bisa mengacu pada gagasan untuk sebuah kemajuan sosial dan juga
evolusi sosial dan budaya.
Perubahan budaya sendiri biasanya dapat berlangsung dengan
sangat cepat atau pun lambat dan umumnya sangat tidak bisa disadari oleh
masyarakat dalam sebuah negara. Karena hanya beberapa orang yang mengetahuinya
ketika orang tersebut mulai membandingkan kehidupan sosial di masa lalu dan
masa saat ini.
Perubahan budaya dalam kehidupan masyarakat biasanya dapat
terjadi masyarakat itu sendiri menginginkan sebuah perubahan.
Dampak perubahan budaya :
1. Cara berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi mengubah
cara kita dalam berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat,
tetapi saat ini dilakuan dengan SMS atau surel. Dulu juga ada yang namanya
telegram dan telegraf, akan tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon,
handphone, dan jejaring sosial. Ini membuktikan bahwa perkembangan teknologi
dapat menyebabkan perubahan budaya dimasyarakat.
2. Cara berpakaian
Dulu, orang-orang bangga mengenakan pakaian adat dari daerah
masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali
kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari
informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti Tv dan
Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh
budaya barat.
3. Gaya hidup
Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik di dalam
kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dan lainnya. Tetapi
ada juga sebagian besar juga dapat membuat masyarakat yang terjerumus kedalam
gaya hidup yang tidak baik yang tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
seperti narkoba dan pergaulan bebas.
4. Emansipasi wanita
Salah satu bentuk perubahan budaya budaya yang terjadi di
masyarakat adalah emansipasi wanita, artinya wanita memiliki derajat yang sama
dengan pria. Dulu kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan,
bahkan ada kalimat orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah
disekitar dapur, sumur, dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang
menjabat peran penting dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan
perusahaan, dll.
5. Masyarakat semakin kritis
Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap
informasi semakin mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media
komunikasi, seperti koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat
masyarakat kita semakin cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu
mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini,
terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.
6. Tergerusnya kebudayaan
Tidak sedikit budaya barat yang masuk ke negara lain,
contohnya adalah perayaan hati valentine dan halloween. Meskipun kedua budaya
tersebut bukan budaya asli lokal, akan tetapi tidak sedikit masyarakat lokal
yang melestarikan budaya tersebut. Banyak masyarakat yang menyatakan bahwa
budaya asing jauh lebih menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang
menyebabkan ketertarikan kepada budaya lokal semakin menurun.
7. Penggunaan bahasa daerah semakin jarang
Contoh perubahan budaya budaya lainnya adalah penggunaan
bahasa daerah yang sudah semakin jarang. Kita tahu bersama, ada banyak bahasa
daerah di penjuru dunia ini. Akan tetapi saat ini banyak masyarakat lokal yang
cenderung menggunakan bahasa nasional. Hal ini bukan tanpa alasan, karena
bahasa nasional lebih dimengerti oleh semua orang sedangkan bahasa daerah hanya
dimengerti oleh masyarakat daerah tertentu saja. Bahasa internasional juga
merebak karena masuknya teknologi dalam masyarakat.
2.8 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
terkait satu sama lain. Dimana manusia memegang peranan yang unik dan dapat di
pandang dari banyak segi. Sedangkan kebudayaan lebih dekat kepada karya seni
adat istiadat yang tumbuh dari suatu kumpulan masyarakat.
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang di
laksanakan oleh manusia. Menurut saya jika dilihat dari sisi lain, hubungan
antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara
manusia dengan masyarakat yang dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain, seperti masyarakat yaitu orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan tidak ada masyarakat yang tidak memilikikebudayaan dan
begitu pun sebalik nya. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Contohnya
seperti masyarakat dari desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang
di lakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya,
mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan
contoh.
Lantas seperti apakah akibat yang akan terjadi jika
masyarakat dari desa selalu mengikuti kebudayaan yang ada di kota? akibatnya
tidak sedikit dari masyarakat desa justru menirukan hal-hal buruk saja, hal ini
selalu terjadi karna faktor cara berfikir masyarakat cendrung menirukan, hal
ini lah yang terkadang dapat menimbulkan konflik pada masyarakat luas karena
adanya perbedaan pandangan kebudayaan. Akan tetapi, seiring dengan perubahan
zaman yang semakin maju perbedaan pandangan tentang kebudayaan ini mulai surut.
Hal ini di sebabkan karena mereka ingin budaya yang mereka miliki dapat di
satukan nantinya.
Memang hubungan manusia dan kebudayaan itu sangat sulit
untuk dilepaskan karena fungsi kebudayaan dan manusia itu sangat diperlukan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam mewujudkan tingkah lakunya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Syukri Albani Nasution, dkk. 2015, Ilmu Sosial Budaya Dasar , Jakarta , PT RajaGrafindo Persada
2. http://herliati-azizah.blogspot.com/2017/06/ilmu-budaya-dasar-sebagai-salah-satu.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
4. https://rendyaprian21.wordpress.com/2015/04/14/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/
5. Modul 1 Hakikat Manusia dan Pendidikan Dr. Muhammad S. Sumantri, M.Pd.
6. https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/
7. http://laras-dewantari.blogspot.com/2012/03/kebudayaan-bangsa-timur-tgsbab1.html
8. http://nissaaarifiani.blogspot.com/2017/03/kebudayaan-bangsa-timur.html
9. http://ressaadeliapuspita.blogspot.com/2018/04/orientasi-nilai-budaya.html
10. https://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/
11. https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_budaya
12. https://www.kompasiana.com/dhita2208/552c62f86ea83418078b4567/hubungan-antara-manusia-dengan-kebudayaannya
5. Modul 1 Hakikat Manusia dan Pendidikan Dr. Muhammad S. Sumantri, M.Pd.
6. https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/
7. http://laras-dewantari.blogspot.com/2012/03/kebudayaan-bangsa-timur-tgsbab1.html
8. http://nissaaarifiani.blogspot.com/2017/03/kebudayaan-bangsa-timur.html
9. http://ressaadeliapuspita.blogspot.com/2018/04/orientasi-nilai-budaya.html
10. https://sahabatnesia.com/unsur-kebudayaan-universal/
11. https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_budaya
12. https://www.kompasiana.com/dhita2208/552c62f86ea83418078b4567/hubungan-antara-manusia-dengan-kebudayaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar